Allah SWT berfirman dalam surat Al An'aam ayat 108 :
"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan".
Tetapi juga haram bila kita mencampuradukan keyakinan kita dengan kepercayaan mereka.
Allah SWT berfirman dalam surat Al An'aam ayat 82 :
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Kalau katanya Ustad Arifin ilham dalam syiarnya; Diantaranya larangan mengucapkan selamat natal, karena natal adalah keyaqinan dan ritual teman kita Kristiani, hormati tanpa harus mengucapkan selamat natal. Karena keyaqinan kita berbeda, mohon buka surah Al Maidah ayat 72 *[Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun]. Lebih langkapnya lihat fatwa MUI. Toleransi dalam muamalah, gotong royang, bisnis dsb ayo kita bersama, tetapi toleransi dalam keyaqinan, mari kita saling menjaga dan menghormati. Kalaulah sahabat melihat para tokoh mengucapkan dan berbaur, jangan terkecoh apalagi latah mengikuti mereka. Semua menanggung konsekwensinya di akhirat kelak. Orang beriman mengedepankan aqidah "RIDHO ALLAH, HIDUP DALAM SYARIATNYA dan KESELAMATAN DI AKHIRAT daripada muamalah dunia secuil ini. "Allahumma ya Allah yg Menguasai semua hati dan keadaan, tetapkanlah hati kami dlm keimanan dan ketaatan kepadaMu...aamiin".
Kalau katanya Ustad Felix Siauw dalam syiarnya [fyi:Ustad yang mualaf dan orang tuannya pun memeluk agama lain]; Rasulullah Muhammad saw bersabda,"Kamu akan mengikuti sunnah (kebiasaan) orang-orang sebelum kamu..Kamu akan mengikuti sunnah (kebiasaan) kaum-kaum sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta..sehingga mereka masuk ke dalam lubang biawak (buaya) kamu tetap mengikuti mereka,"begitu simpul Rasulullah. Lalu kami (sahabat) bertanya,"Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani?..Rasulullah saw bersabda menjawab,"Kalau bukan mereka Yahudi dan Nasrani), siapa lagi?" ( HR Bukhari dan Muslim)
Jadi sudah jelas sebenarnya bagi kita panutan,Rasulullah saw peringatkan, ingat-ingat, sedikit demi sedikit kita diajak geser aqidah. Hari ini ucap selamat, besok ikut hias pohon natal, lusa ikutan makan-makan natal, minggu depan ke gereja, bulan depan, tahun depan?. Semua sudah diatur olehNYA dan Allah SWT berfirman dalam surat Al Kaafiruun ayat 6 "lakum diinukum wa liya diin, untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." kurang apalagi? udah biarin aja mereka, jangan ikutan repot. Seringkali kita beralasan, “Tapi kan nggak enak, dia bos saya / teman saya / dll, masak saya nggak ngucapin, kalo dalam hati mengingkari kan gak papa, yang penting niatnya! Toleransi dong!” Perlu kita sampaikan, niat apapun yang kita punya, apabila kita melakukan hal itu, maka sama saja hukumnya. Dan t o l e r a n s i bukanlah
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (Al-Maaidah : 44)
Kalau katanya Ustad Yusuf Mansur dalam syiarnya; Jangan pada ribut soal "selamat natal" boleh apa nggak. Ga boleh! cukup kita jangan ganggu, tapi terhadap yang ga sependapat, ya lebih jangan ngotot lagi. Barangkali mereka belom tau aja. Dan ada yang bertanya, "dilema sama pekerjaan ustad,banyak nasabah nasrani gmn? (Kan ga mesti juga ngucapin.Kawan saya juga banyak.Biasa aja.Senyum aja).
Jadi jelas banget, bagaimana toleransi Islam terhadap agama lain. Toleransi kita hanya membiarkan mereka melakukan apa yang mereka yakini tanpa kita ganggu. Itulah toleransi kita, yang t i d a k mengorbankan aqidah kita sebagai muslim.